Jumat, 04 Januari 2013

Action!

Sebuah kisah di zaman khalifah Umar Bin Khatab RA. Ketika itu Beliau RA sedang berkeliling melihat keadaan rakyatnya. Lalu ia berhenti ketika melihat seorang kakek tua yang sudah renta sedang asyik menanam pohon kurma. Kemudian ia menghampiri sang kakek. Kemudian bertanya, “Kakek, kenapa kakek masih berkeinginan menanam pohon kurma ini? Bukankah pohon kurma ini berbuah masih bertahun-tahun kemudian?
Lalu sang kakek menjawab dengan penuh senyum, “Wahai khalifah, bukankah buah kurma yang saat ini kita rasakan adalah buah dari hasil nenek moyang kita terdahulu. Saya ingin pohon kurma yang saat ini saya tanam akan dapat dinikmati oleh anak cucu saya.

Belajar dari kisah diatas, bahwa kita apapun profesinya, statusnya haruslah memiliki manfaat bagi orang sekitar. Ketika lingkungan kita orang yang jarang ke masjid, maka kita harus menjadi orang yang gemar mengajak untuk memakmurkan masjid. Ketika adik kita masih sering melalaikan sholat lima waktu, maka kita harus menjadi kakak yang menjadi teladan kepada adik-adiknya untuk mengajak sholat lima waktu berjamaah di masjid. Ketika orangtua kita masih jauh dari nilai-nilai Islam, maka kita sebagai anak harus berjuang sungguh-sungguh agar menjadi jalan orangtua kita agar semakin taat kepada Alloh. Bisa kita membelikan buku-buku Islam, bisa saling diskusi dengan cara yang baik, bisa mengajak pengajian, dan hal lain sebagainya.

Kita harus berbuat agar orang lain yang berada di sekitar kita terbawa manfaatnya. Ketika melihat keadaan mahasiswa di kampus kita, masih jauh dari nilai-nilai islam. Berjuanglah, berbuatlah. Adakan kajian Islam yang menarik di kampus kita. Jadilah teladan dalam berbuat kebaikan, dan tak henti selalu doakan agar orang-orang yang masih jauh dari nilai-nilai Islam diberikan hidayah oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya, “Khoirunnas anfa’uhum linnas” yang artinya, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi manusia yang lain.”

Sahabatku, berbuatlah, berkontribusilah dalam kebaikan, dimanapun, kapanpun. Yakinlah, Allah Yang Maha Menyaksikan tidak akan menyia-nyiakan perbuatan sekecil apapun. Ketika teman kita kehilangan sesuatu, jangan pernah kita menyakiti hatinya dengan berkata, “Salah kamu sih naruh barang ga hati-hati.” Tapi hiburlah hatinya, “Segala sesuatu terjadi dengan izin Alloh. Bersabarlah. Mudah-mudahan Alloh memberi ganti yang lebih baik.” :-)

Pengen menjadikan keluarga dan lingkungan Qurani? mulailah dari diri sendiri, dan mulai dr sekarang ^_^ semangat!




imania asoka
04 Januari 2012
09.09 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jazakumullahu khairan katsir..
komentar anda, sarana perbaikan diri saya.. :)