Jumat, 09 November 2012

Antara Insya Allah dan Alhamdulillah, katakan pada tempatnya

Tulisan ini , tulisan sebelum dan mungkin akan datang, dibuat sebagai dokumentasi kegiatan, sebagai pengingat dikala futur, jikapun menginspirasi kawan2, semua adalah anugerah dr Allah SWT. Tidak bermaksud riya' apalagi ujub, astaghfirullah..

Beberapa hari yang lalu kembali dimulai dengan kelompok tahfidz yang baru, meskipun udah pada kenal semua ^_^ dan kembali dibimbing oleh ustadzah ihsan, ustadzah pertama saat pertama kali tahfidz beberapa bulan yg lalu tapi karena dibagi dua kelompok, saya dapat kelompok yang dibina ustadzah aina..

ustadzah aina sudah saya anggap ibu saya sendiri, dan anak beliau seperti saudara saya, kembali berpisah membuat banyak rasa bercampur, sedih dan rindu. sedih karena akan sangat jarang berjumpa, sedih karena kehilangan ibu sang motivator, senyum teduh saat jumpa dan nasehatnya untuk terus istiqomah dalam menghafal, teguran lembut dg kisah para sahabat saat diri lalai dr murojaah.. Allah.., berikan segala kesehatan, pahala, barokah dan keluarga samara pada beliau..

Sekarang kembali berjumpa ustadzah ihsan, meski bukan baru kenal, akan tetapi masih belum terbiasa lagi. Sehingga rasa gugup begitu memuncak saat berjumpa beliau. Padahal, beliau begitu ramah, lembut dan sangat membantu. Sama sekali tidak ada alasan semestinya untuk gugup.. Akan tetapi itulah yang terjadi.

Sebelum memulai, beliau melihat buku setoran saya, dan berkata "sudah sampe suroh 'ini' ya dari awal juz 'tertentu'?" saya jawab dengan ragu "ii.. insya Allah ustadzah". Beliau terdiam sesaat dan berkata, "jawabannya tidak pas, jika menjawab begitu di depan orang arab, mungkin dia akan marah", "hah?? kenapa??" tanya saya. "Ya, saat kita menjawab insya Allah, berarti kita berjanji kan?? misalnya saat diundang orang, maka kita jawab insya Allah, berarti belum kita lakukan, tidak pas misalnya untuk pertanyaan sudah hafalkah al-qur'an? misal kita jawab insya Allah, berati kita hanya berjanji, belum memulai!", saya kaget! dan bertanya "la..lalu jawabnya apa ustadzah?", kata beliau "jawab dengan Alhamdulillah, misalnya: jawab saja alhamdulillah saya hafal satu juz saja dan terbata2, bukankah minimal kita hafal beberapa suroh untuk sholat?".. SAya mengangguk tanda setuju ^_^ "ii inggih, alhamdulillah ustadzah"

Saat menyetor hafalan, padahal sudah kumantapkan, akan tetapi bacaan ku ibarat kereta yang terpisah pisah, setiap kali aku terhenti, beliau bacakan arti dari lanjutan bacaannya, akan tetapi kurangnya aku dlm bahasa arab, sama sekali tidak membantuku mengingatnya. Alhamdulillah beliau mengerti, jadi beliau membantu dengan membacakan beberapa huruf awalnya. Setoran  hafalan berakhir, dan aku begitu kecewa dengan penampilan pertamaku dlm kelompok baru ini. Meski ustadzah meminta lanjut menghafal suroh berikutnya, saya meminta ntuk mengulangi suroh tadi lagi di pertemuan berikutnya biar mantap.

Sebelum berganti santri, beliau menjabat tangan saya sembari bertanya, "bolehkah ana berpesan sesuatu?" saya jawab "boleh banget ustadzah! :-)". Kata beliau "malam ini tahajud ya, baca kembali suroh tadi", sambil mengangguk saya jawab "insya Allah". Pesan ini begitu menampar rasanya, pesan yang begitu diulang-ulang juga oleh ustadzah aina. Ya, seolah lewat lisan beliau, Allah kembali mengingatkan, memang sebulan ini aktivitas malamku selesai sekitaran jam2 sampai jam3 malam setiap hari, dan itu didominasi tugas kampus, laporan, mid test, dll. hal ini begitu membuat absen amalan ibadah malam.

Akan tetapi, ternyata malamnya saya bisa menyelesaikan aktivitas hampir sekitar jam 3 malam, rencana tidur satu jam, akan tetapi bunyi alarm hp ternyata tak mampu membangunkan raga yang telah lelah seharian beraktivitas T_T. Saya terbangun jam 5 lewat, beberapa masjid telah selesai salam. Segera saya niatkan mengganti janji saya membaca dlm tahajud, saya ganti membacanya dalam sholat qobliyah shubuh. Ya Allah, bukan maksud hamba mengingkari janji, akantetapi sungguh hamba tidak sengaja. Astaghfirullah.. T_T

Sebuah pesan yang kembali teringat :
Siapapun Andaa, Sesibuk Appapun Anda, Anda adalah Calon Penghafal Al-Qur'an. Bukan Masalah Bisa atau Tidak Bisa, Tapi MAU atau Tidak! Semangat!



imania asoka
09 November 2012
09.48pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jazakumullahu khairan katsir..
komentar anda, sarana perbaikan diri saya.. :)